cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
konversi@ulm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Konversi
ISSN : 23023686     EISSN : 25413481     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 4, No 1 (2015): April 2015" : 5 Documents clear
PEMANFAATAN CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MINYAK JELANTAH Fitriyana, Fitriyana; Safitri, Eka
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.260

Abstract

Abstrak- Cangkang telur ayam yang dihasilkan di Samarinda pada tahun 2013 yaitu 307,22 ton dan sebagian besar hanya dibuang begitu saja menjadi sampah. Pada penelitian ini cangkang tersebut diaktivasi secara fisika kemudian dimanfaatkan sebagai adsorben untuk menurunkan bilangan asam dan bilangan peroksida pada minyak jelantah. Proses adsorpsi minyak jelantah dilakukan dengan variasi massa adsorben yaitu 7, 8, 9 dan 10 gram dan waktu pengadukan selama 45, 60, dan 75 menit. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kondisi optimum untuk penurunan bilangan asam pada penggunaan massa adsorben sebesar 9 gram dan waktu pengadukan selama 60 menit menghasilkan bilangan asam sebesar 0,3923 mgKOH/g dengan penurunan bilangan asam sebesar 91%, sedangkan untuk bilangan peroksida mengalami penurunan sebesar 58% dengan nilai sebesar 7,516 mek O2/kg. Bilangan asam dan bilangan peroksida yang diperoleh pada kondisi optimum tersebut telah memenuhi standar SNI 3741-2013 untuk minyak goreng yaitu 0,6 mgKOH/g dan 10 mek O2/kg. Kata Kunci: adsorpsi, cangkang telur ayam, bilangan asam, bilangan peroksida, minyak jelantah  Abstract- Chicken egg shells produced in Samarinda in 2013, as much as 307.22 tons and mostly just dumped it into the trash. In this study, the shell activated and then used as an adsorbent for reducing the acid value and peroxide value on frying oil. Frying oil adsorption process was done by varying the mass of adsorbent that is 7, 8, 9 and 10 gram and time stirring for 45, 60 and 75 minutes. The research showed the optimum conditions for a decrease in acid number on the use of adsorbent mass of 9 grams and the time of stirring for 60 minutes to produce the acid value of 0.3923 mgKOH / g with a decrease in acid number of 91%, while for the peroxide value decreased by 58% with a value of 7.516 meq O2/kg. Numbers acid and peroxide obtained at the optimum condition has met the SNI 3741-2013 standards for edible oil is 0.6 mgKOH / g and 10 meq O2/kgKeywords: adsorption, chicken egg shells, acid value, peroxide value, frying oil
STUDI KINETIKA ADSORPSI Pb MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG Sanjaya, Ari Susandy; Agustine, Rizcy Paramita
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.261

Abstract

Abstrak- Logam Pb merupakan salah satu pencemar lingkungan dan dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan dalam waktu singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran Pb adalah dengan menggunakan arang aktif dari kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kinetika yang sesuai pada proses adsorpsi Pb dengan melihat daya jerap arang aktif kulit pisang dalam berbagai variasi massa (1 g; 1,5g dan 2 g) dan waktu kontak (20 menit, 40 menit dan 60 menit). Analisa Kinetika didasarkan pada kinetika orde nol, orde satu dan orde dua serta menentukan kapasitas maksimum adsorpsi arang atif kulit pisang  terhadap logam Pb. Persamaan yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah persamaan adsorpsi Isoterm Langmuir dan Freundlich. Dari hasil analisa, waktu optimum adsorbsi terjadi pada waktu 60 menit.  Kinetika adsorbsi logam Pb dengan arang aktif dari kulit pisang pada massa 1 dan 2 g mengikuti model kinetika orde 2, sedangkan pada massa 1,5 g mengikuti kinetika orde 0. Persamaan adsorpsi Langmuir lebih sesuai untuk isotherm adsorpsi pada penelitian ini. Adsorpsi Pb oleh kulit pisang yang sesuai dengan pola isotherm adsorpsi Langmuir mengindikasikan bahwa adsorpsi hanya berlangsung satu lapis (monolayer). Kapasitas adsorpsi maksimum ditunjukkan oleh nilai a yang besar, yaitu 1,4582 pada massa 1 g sedangkan kekuatan interaksi antara ion Pb2+ dengan kulit pisang terjadi pada massa 2 g yang ditunjukkan dengan nilai kL yang besarnya 0,409 Kata kunci : kinetika adsorpsi, arang aktif, kulit pisang, logam Pb  Abstract- Lead metal is one of environment polluter and can cause decease or health problems in sort time. The way to solve this problem is with used the carbon active from banana peel. This research is intend to find the kinetics model that appropriate in Pb adsorption process by knowing absorption of banana peel carbon active within mass variations (1; 1,5 and 2 g) and contact time (20, 40, and 60 minutes). Kinetics analysis are based from orde zero,one, and two and find the maximum capacity of adsorption from banana peel carbon active to lead metal. Equation which using at the adsorption process are Langmuir and Freundlich isotherm equations. From the analysis results, optimum time is at 60 minutes.kinetics of Pb absorption with carbon active from banana peel in mass 1 and 2 gr following kinetics model orde 2, then in mass 1,5 g following kinetics model orde 0. Langmuir equation is more appropriate in this research. Pb absorption from the banana peel that appropriate to Langmuir isotherm system is indicates adsorption was occur in one layer (monolayer). Maximum adsorption capacity is showing by the bigger value from a, that is 1,4582 in mass 1 g then interaction power of Pb with the banana peel was occur in mass 2 gr which showing with the value of kL is 0,4090.  Keywords : adsorption kinetics, carbon active, banana peel, Pb metal
STUDI PERBANDINGAN SIMULASI PROSES PEMBAKARAN BATUBARA DAN VINASSE METODE NON-PREMIX COMBUSTION MODEL Triwibowo, Bayu; Halim, Abdul; Rahmatika, Annie Mufyda
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.262

Abstract

Abstrak-Vinasse merupakan limbah dari industri gula dengan debit yang sangat besar sehingga harus diolah dengan berbagai metode. Salah satu alternatif metode yang dapat digunakan adalah pembakaran. Pembakaran merupakan reaksi kimia yang memproduksi panas dan dapat digunakan sebagai suplai energi untuk proses selanjutnya. Berdasarkan analisis proksimat dan ultimat, vinasse memiliki karakteristik yang hampir sama dengan batubara setelah mengalami proses evaporasi. Penelitian ini mempelajari perbandingan dari karakteristik pembakaran antara batubara dan vinasse sebagai bahan bakar yang dilihat dari aspek distribusi temperatur, distribusi spesies, dan vektor kecepatan. Proses pembakaran dijalankan dengan metode computational fluid dynamics (CFD) khususnya model pembakaran non-premix. Geometri dari ruang bakar yang digunakan adalah 84 x 5,2 m dengan kualitas ortogonal mesh yang digunakan mendekati 1 dan bentuk cell segiempat 100 persen. Simulasi pembakaran dijalankan dengan geometri 2D (dua dimensi) dengan udara sebagai oksidator. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa vinasse memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif karena lebih cepat terbakar dibandingkan dengan batubara serta karakteristik lain yang sedikit berbeda. Kata kunci : pembakaran, vinasse, batubara, CFD, non-premix Abstract-Vinasse as a sugarcane waste has large amount of debit that must be treated through various methods. One of the methods is combustion. Combustion is a chemical reaction that produced heat which is can be used as energy supply for further process. Vinasse according to proxymate and ultimate analysis has characteristic similar to coal after being evaporated. This paper is studied about the comparassion of combustion characteristic between vinasse and coal as a fuel in terms of temperature distribution, species distribution, and velocity vector. Combustion process conducted with computational fluid dynamics method especially non-premix combustion model. The geometry of furnace is 84 m x 5.2 m with the orthogonal quality of mesh is close to 1 and 100 percent of quad cells. The simulation of combustion process conducted in 2D (two dimensions) with air as oxydizer. The results of the simulation shows that vinasse were very potential to use as a fuel with quicker combustion compared to coal but with slightly different characteristic. Keywords : Combustion, vinasse, coal, CFD, non-premix
PENGARUH MASSA MAGNESIUM SILIKAT (MAGNESOL) DAN WAKTU OPERASI PADA PROSES PEMURNIAN BIODIESEL A. Jatyaraga, Bagas; K. Atmadja, Leonardo; A. Anggorowati, Dwi; Setyawati, Harimbi
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.258

Abstract

Abstrak-Proses pemurnian biodiesel menggunakan metode pencucian kering telah berhasil dilakukan. Biodiesel yang digunakan berasal dari minyak jelantah. Secara keseluruhan biodiesel yang dimurnikan dengan metode pencucian kering mengalami peningkatan kualitas. Waktu reaksi dan jumlah magnesol yang digunakan sangat mempengaruhi proses pemurnian biodiesel. Kondisi terbaik didapatkan pada waktu reaksi 60 menit dan jumlah magnesol 2 %w/w. Densitas, viskositas,titik nyala, angka setana, gliserol bebas dan gliserol total mengalami peningkatan kualitas masing-masing sebesar 3%, 34%, 7%, 22%, 48% dan 38%. Kata Kunci: biodiesel, pencucian kering, magnesol Abstract-Biodiesel purification process using a dry cleaning method has been successfully performed. Biodiesel is derived from used cooking oil. Overall purified biodiesel dry washing method to increase the quality. Reaction time and amount used magnesol greatly affect biodiesel purification process. The best conditions obtained at reaction time of 60 minutes and the amount of magnesol 2% w / w. Density, viscosity, flash point, cetane number, free glycerol and total glycerol increased the quality are  3%, 34%, 7%, 22%, 48% and 38%, respectively. Keyword: biodiesel, dry cleaning, magnesol
PENGARUH KONSENTRASI NaHSO3 DAN SUHU PADA PRODUKSI SURFAKTAN DARI SEKAM PADI MELALUI SULFONASI LANGSUNG Saufiyah, Rifatus; Ingriyani, Lini; Putra, Meilana Dharma
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.259

Abstract

Abstrak-Surfaktan merupakan salah satu bahan baku penting didalam berbagai bidang industri, seperti: emulsifier, corrosion inhibition, foaming, detergent, dan hair conditioning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi surfaktan dari sekam padi melalui proses sulfonasi langsung. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaHSO­3 dan peningkatan suhu terhadap jumlah surfaktan. Surfaktan pada penelitian ini dibuat dari kandungan lignin sekam padi yang diperoleh dari daerah Kuin, Kalimantan Selatan. Sekam padi terlebih dahulu dijemur dan diayak. Sekam padi lolos ayakan 355 mikron dan tertahan ayakan 250 mikron dicampur dengan 250 mL natrium bisulfit (dengan variasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30%) untuk dicek pHnya. H2SO4 ditambahkan pada larutan campuran agar pH nya menjadi 4. Larutan campuran dipanaskan pada variasi suhu 70oC, 85oC dan 100oC. Hasil reaksi disaring dan diambil 5mL filtrat untuk dioven sehingga diperoleh serbuk sodium lignosulfonat (surfaktan). Dari hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan semakin besar konsentrasi NaHSO3 dan temperatur operasi maka kadar surfaktan akan semakin meningkat. Yield surfaktan tertinggi diperoleh pada konsentrasi larutan NaHSO3 30% dengan suhu operasi 100oC yaitu 1,19% (%berat). Hasil perbandingan uji karakteristik larutan surfaktan sekam padi dengan larutan surfaktan sintetis (ABS) menunjukkan kedua larutan berbau sulfur dan agak asam, mempunyai pH 5 dan larut sempurna dalam air. Sementara itu untuk variabel warna terdapat perbedaan dimana untuk larutan surfaktan sintetis (ABS) berwarna kuning kecoklatan dan untuk larutan surfaktan sekam padi memiliki warna kekuningan. Kata kunci: sekam padi, surfaktan, sulfonasi, sodium lignosulfonat, UV-VIS Abstract-Surfactant is one of the most important raw materials used in various industrial fields, such as emulsifiers, corrosion inhibitors, foaming agent, detergent and hair conditioning products. This study aims to find out the surfactant production process of rice husk through direct sulfonation process. In addition, this study aims to determine the effect of variation of NaHSO­3 concentrations and variation of temperature on the amount of surfactant. Surfactant in this study was made from lignin content of rice husk which was obtained from the Kuin region, South Kalimantan. Firstly, rice husk was dried and sieved. The rice husk that passed the 355 micron sieve and retained on 250 micron sieve was mixed with 250 mL of sodium bisulfite (the variations were 10%, 15%, 20%, 25% and 30%) for pH check. H2SO4 was added to the mixture to get pH 4. The mixtures then was heated at 70oC, 85oC and 100oC. The solution result was filtered, 5 mL of the solution was ovened to obtain the powder of sodium lignosulfonate (surfactant). From the results obtained, it can be concluded that the greater concentration of NaHSO3 and operating temperature, the higher the surfactant yield will be obtained. The highest yield was obtained at a concentration of surfactant NaHSO3 solution of 30% with operating temperature of 100oC is 1.19% (wt%). The comparison of characteristics test of rice husk surfactant solution with a solution of synthetic surfactant (ABS) showed two solutions with a scent of sulfur and slightly acidic, having a pH of 5 and completely soluble in water. Meanwhile, for the color variable, there is a visible difference. For the synthetic surfactant solution (ABS) the solution was brownish yellow and rice husk surfactant solution had a yellowish color. Keywords: rice husk, surfactant, sulphonated, sodium lignosulfonate, characteristics test

Page 1 of 1 | Total Record : 5